SEBUAH KARYA Ir. SOEKARNO
Sesudah saja berpindah kediaman dari Djakarta ke Djokjakarta, maka di Djokja itu tiap-tiap dua pekan sekali saja mengadakan “kursus wanita”. Banyak orang jang tidak mengerti apa sebabnya saja anggap kursus-kursus wanita itu begitu penting. Siapa yang membatja kitab jang saja sadjikan sekarang ini,--jang isinya telah saja uraikan didalam kursus-kursus wanita itu dalam pokok-pokoknja--, akan mengerti apa sebab saja anggap soal wanita itu soal jang amat penting. Soal wanita adalah soal-masjarakat.
Sesudah saja berpindah kediaman dari Djakarta ke Djokjakarta, maka di Djokja itu tiap-tiap dua pekan sekali saja mengadakan “kursus wanita”. Banyak orang jang tidak mengerti apa sebabnya saja anggap kursus-kursus wanita itu begitu penting. Siapa yang membatja kitab jang saja sadjikan sekarang ini,--jang isinya telah saja uraikan didalam kursus-kursus wanita itu dalam pokok-pokoknja--, akan mengerti apa sebab saja anggap soal wanita itu soal jang amat penting. Soal wanita adalah soal-masjarakat.
Sjang
sekali, bahawa soal-wanita itu belum pernah dipeladjari sunggguh-sungguh oleh
pergerakan kita. Sudah lama saja bermaksud menulis buku tentang soal itu. Tetapi
sesudah kita memproklamasikan kemerdekaan, maka menurut pendapat saja itu perlu
dengan segera didjelaskan dan
dipopulerkan. Sebab kita tidak dapat menjusun negara dan tidak dapat menjusun
masyarakat, djika (antara lain-lain soal) kita tidak mengerti soal-wanita. Itulah
sebabnja saja, setiba saja di Djokjakarta, segera mengadakan kursus-kursus
wanita itu.
Atas
permintaan banjak orang, apa jang saja kursuskan itu kemudian saja tuliskan,
dan saja lengkapkan pula. Buku “Sarinah” inilah hasilnja.
Apa
sebab saja namakan kitab ini “Sarinah”?
Saja
namakan kitab ini “Sarinah” sebagai tanda terima kasih saja kepada pengasuh
saja ketika saja masih kanak-kanak. Pengasuh saja itu bernama Sarinah. Ia “Mbok”
saja. Ia pembantu Ibu saja, dan dari dia saja menerima banyak rasa tjinta dan
rasa kasih. Dari dia saja mendapat banyak peladjaran mentjintai “orang ketjil”.
Dia sendiri pun “orang ketjil”. Tetapi budinya selalu besar!
Moga-moga
Tuhan membalas kebaikan Sarinah itu!
Kata
pendahuluan ini saja sudahi dengan mengutjapkan terima kasih kepada sdr. Mualliff
Nasution, jang selalu bekerdja keras menjelenggarakan kursus-kursus wanita itu,
menjenglenggarakan penerbitan kitab “Sarinah” ini pula.
Kata
Pendahhuluan,
Soekarno.
Djokjakarta, 3 November 1947.
Djokjakarta, 3 November 1947.
SARINAH
4/
5
Oleh
Unknown