Dan,
saya tidak siap.
Bagaimana
saya bisa
Saya
adalah guru baru dan sedang belajar bekerja
-McCourt, di
hari pertama karier mengajarnya.
Profesor
Pendidikann di Universitas New York tidak pernah mengajari cara menangani
situasi “roti lapis terbang”(siswa bertengkar dan saling lempar roti
lapis-red). Mereka berbicara tentang teori dan filosofi pendidikan, tentang
aturan moral dan etika, tentang dasar-dasar menghadapi seluruh anak, gesalt,
kalau anda tidak berkeberatan, kebutuhan yang dirasakan anak-anak, tetapi tidak
pernah tentang saat-saat kritis di dalam kelas.
-McCourt,
menghadapi masalah pertama di kelas.
Frank
McCourt menjadi seorang bintang tak terduga keetika di usia 66 tahun, dia
menjadi terkenal dengan Angela Ashes, pemenang Pulitzer-catatan menarik tentang
masa kanak-kanaknya di Limerick, Irlandia. Lalu muncullah ‘Tis’, catatan luar
biasa tentang tahun-tahun pertamanya di New York.
Sekarang
akhirnya, buku karya McCourt yang telah lama di nanti tentang karier
mengajarnya selama 30 tahun membentuk dia sebagai penulis. Buku ini juga
merupakan penghargaan penting bagi para pendidik di mana pun mereka berada. Dengan
menggabarkan kejenakaan yang kasar serta
kejujuran hati, McCourt mencatat masalah, kemenangan dan kejutan yang dia alami
di SMA Negeri di seluruh New York. Walaupun McCourt menggunakan segala metode
konvensional, dia memberikan pengaruh yang abadi kepada para muridnya lewat
pemberian tugas imajinatif (dia menginstruksikan satu kelas untuk menulis ‘surat
permohonan maaf’), tugas menyanyi (menjadikan bahan-bahan resep sebagai lirik),
dan darma wisata (bayangkan dia membawa 29 anak gadis yang kasar untuk menonton
film di Times Square!).
McCourt
berjuang untuk menemukan cara mengajar di kelas dan menghabiskan waktu
istirahat sorenya untuk menulis dan bermimpi bahwa suatu hari kelak dia akan
memuat ceritanya sendiri di surat kabar. Buku ini menunjukkan bahwa McCourt
mengembangkan kemampuan luar biasanya untuk mendongengkan cerita luar biasa
karena selama lima hari dalam seminggu, lima pelajaran setiap hari, dia berusaha
mendapatkan perhatian dan penghargaan dari para remaja yang acuh, liar, atau
dipengaruhi kadar hormon. Pernikahannya yang bermasalah, kegagalannya untuk
mendapatkan gelar doktor di Trinity College, Dublin, serta pemecatan yang
berulang kali dialaminya karena kecenderungan untuk membantah atasannya secara
ironis membawa dia ke sekolah paling bergengsi di New York, SMA Stuyvesant. Di
sini, dia pada akhirnya menemukan tempat untuk menyampaikan pendapatnya.
Pujian
untuk Pak Guru:
“
Dengan keluar dari kehidupan miskin orang Irlandia di masa kanak-kanaknya
kemudian memasuki kelas di sejumlah SMA di New York, Frank McCourt mengganti
satu taman kesengsaraan dengan taman kesengsaraan yang lain, tetapi selalu
dengan pandangan jenaka, hati yang peka dan pemilihan waktu yang tepat dari
seorang pendongeng handal. Buku ini adalah jeritan protes yang muncul karena
adanya pembatasan pendidikan umum dann penting untuk dibaca tidak hanya oleh
guru, tetapi juga oleh siapa pun yang pernah menjejakkan kaki di SMA.
Untungnya, tidak akan ada tes”.
-Billy Collins, pengarang
The Trouble With Poetry: and Other Poems
“Humor
gelap (humor yang menganggap keberadaan manusia sebagai sesuatu yang ironis dan
tak bermakna, tetapi sedikit lucu) yang sama, syair, yang sesuai dengan tata
bahasa, serta kemampuan untuk dialog ada di sini ... kerugian profesi guru
adalah keuntungan pembaca secara keseluruhan”.
–Kirkus Reviews
“McCourt
menghormati masa-masa mengajar bahasa inggris selama tiga dekade ... diganggu
oleh masa-masa kacau, hubungan dan kesedihan”.
-Elle